Friday 2 December 2011

Tikus Robot Kecil

Tadi, ada tikus robot kecil datang dekat pada aku, menggesek-gesekkan hidungnya di telinga aku. Lalu, aku yang terbaring, memandang. Di keliling kami, cuma ditemani dengan paranoia dan persoalan yang menakutkan, tentang hari esok, dan tentang segalanya. Lalu, aku tinggikan alunan Mozart, menemankan emosi aku, dan menemankan tikus robot kecil.


"Ini, masa untuk kau belajar, bodoh" kata tikus robot kecil. Dibisikkan ke telinga aku, seolah aku sedang dalam koma, dan diharap untuk bangkit kembali menempuh jalan-jalan itu.


Aku cuma memandang, dan sesekali aku palingkan muka aku kepada skrin komputer. Cuba menggambarkan Mozart sedang bersendiri dan menjawab segala persoalan dan paranoia yang datang menjengahnya.


Mozart lalu tidak menghiraukan aku yang berfantasi kepada kesunyiannya. Lalu, tikus robot kecil pergi. Pergi meninggalkan aku yang sedang terapung di dalam persoalan aku sendiri. Pergi dengan kekecewaan bila aku menolak untuk menarik dia masuk ke dalam fantasi itu. Sedangkan, Mozart yang entah di mana realitinya, aku pandang ada di sisi aku.


Aku memang mengecewakan. 


Dan, aku tahu, tikus robot kecil turut rasa yang sama.


Maaf.